العلاقة المسببية
Relasi (‘alāqah) al-Musabbabiyah
Di antara relasi (‘alāqah) majaz Mursal adalah al-Musabbabiyah, yakni melafalkan akibat terhadap sebab. Seperti: amtharat as-samā` nabātan (langit menghujankan tumbuhan), maksudnya: amtharat as-samā` ghaitsan (langit menghujankan air hujan); karena hujan (ghaits) menjadi sebab tumbuhnya tumbuhan.
Catatan:
Relasi (‘alāqah) as-Sababiyah (melafalkan sebab terhadap akibat) lebih utama daripada ‘Alāqah al-Musabbabiyah. Hal ini dikarenakan suatu sebab tertentu menuntut adanya suatu akibat tertentu, semisal zina muhsan menuntut adanya rajam. Sedangkan suatu akibat tertentu tidak menuntut adanya suatu sebab tertentu, seperti kehalalan darah bisa disebabkan oleh kufur atau zina muhsan.
Begitupun ‘alāqah malzūmiyah (melafalkan malzum terhadap lazim) lebih utama daripada ‘alāqah al-lāzimiyah (melafalkan lazim terhadap malzum), dan ‘alāqah al-kulliyah (melafalkan kullun terhadap juz`) daripada ‘alāqah al-juz’iyah (melafalkan juz` terhadap kullun). Sedangkan ‘alāqah as-sababiyah lebih utama daripada ‘alāqah al-malzūmiyah; sebab dalam ‘alāqah as-sababiyah terdapat al-ittishāl (hubungan) dan al-munāsabah (kemisteri) antara sebab dan akibat.
Sumber:
al-Bahr al-Muẖīth Fī Ushūl al-Fiqh (3/69 – 70)
Contoh taqrīr atau ijrā` majaz mursal ‘alāqah al-musabbabiyah:
أمطرت السماء نباتا أي غيثا على سبيل المجاز المرسل. و تقريره بأن يقال: أطلق النبات الذي هو المسبب، و أريد به الغيث الذي هو السبب، إرادة مجازية مجازا مرسلا من باب إطلاق المسبب و إرادة السبب.
Write a comment
Posting Komentar